Holman Hunt adalah pelukis sebuah
gambar Kristus yang sedang berdiri dan mengetuk pintu sebuah rumah. Setelah
karyanya selesai, Hunt memanggil rekan-rekannya yang lain dan meminta mereka
untuk mengamati dengan kritis, melihat apakah ada kesalahan dalam gambar itu.
Mereka memandang dengan teliti lukisan itu tapi tak seorang pun bisa menemukan
kesalahan dalam gambar itu. Justru mereka merasa kagum.
Akan tetapi, tiba-tiba seorang rekannya yang baru saja datang langsung bisa menemukan kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Hunt di lukisan “Yesus Ketuk Pintu” itu, katanya begini ,
Akan tetapi, tiba-tiba seorang rekannya yang baru saja datang langsung bisa menemukan kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Hunt di lukisan “Yesus Ketuk Pintu” itu, katanya begini ,
“Pak
Hunt, saya melihat kesalahan mendasar dalam gambar itu adalah Anda lupa melukis
gagang pembuka pintu atau kunci di pintu itu!”
Hunt pun menjawab:
Umumnya pintu rumah dari masyarakat Yahudi
pada masa itu modelnya tidak memiliki gagang pintu bukannya model saja tetapi mempunyai maksud ternyata .Artinya seorang pun
tidak dapat masuk kedalam rumah jika yang empunya rumah tidak membukanya dari dalam
. Demikianlah dengan Tuhan Yesus ,selalu memberikan kebebasan pada kita untuk
menentukan , pada saat Dia mengetuk apakah kita mau menerimaNya atau bahkan
tidak mau mendengar ketukan itu . Semua
nya tergantung pilihan dan keputusan kita.
Sebuah illustrasi
dibawah ini, mari kita simak bersama :
Edward VII
adalah seorang raja yang berkuasa di Inggris pada tahun 1901 sampai tahun 1910.
Suatu kali di sore hari, dia dan istrinya meluangkan waktu untuk berjalanjalan.
Tiba-tiba istrinya terpeleset dan kakinya pun terkilir. Istrinya berusaha
berjalan, tetapi tidak bisa. Raja Edward pun memberikan bahunya untuk
digelayuti istrinya. Dengan sangat berat, mereka berjalan hingga tiba di sebuah
rumah sederhana. Raja Edward mengetuk pintu rumah itu. Siapa di sana? datang
pertanyaan dari dalam rumah. Ini Edward. Ini raja. Biarkan saya masuk. Orang
itu berteriak dari dalam rumah, Cukup kelakarmu itu. Pergilah! Raja Edward
tidak terbiasa mendengarkan kalimat dengan bahasa sekasar itu. Dia pun shock
dibuatnya. Dia mencoba mengetuk pintu
untuk kedua kalinya. Lagi-lagi terdengar suara cukup keras dari dalam rumah, Apa yang kamu inginkan? Raja Edward menjawab, Saya katakan kepadamu bahwa saya raja! Ini Edward, rajamu. Biarkan saya masuk. Dengan marah orang yang ada di dalam rumah itu berteriak ini dan itu. Dia membuka sedikit pintu hanya untuk melihat apakah orang yang di
luar itu benar-benar raja atau bukan. Dengan meminta maaf yang sebesar-besarnya, orang itu mempersilahkan raja dan istrinya masuk rumahnya. Dia pun mencari bantuan untuk menolong sang ratu. Beberapa tahun kemudian, ketika dia sudah terlalu tua untuk bekerja,
dia hanya bisa berkunjung ke tetangga-tetangga. Dia pun bercerita tentang pengalaman hidupnya. Tetapi, kepada siapa pun dia bercerita, dia selalu mengakhiri dengan perkataan, "Saya hampir tidak mempersilahkan dia masuk.", sambil tersenyum puas.
Sebagaimana Raja Edward yang mengetuk pintu rumah itu, begitu pun dengan Yesus pun dengan penuh kesabaran mengetuk pintu hati kita . Tidak hanya sekali dua kali Yesus mengetuk, tetapi berkali-kali. Lihat, dalam Wahyu 3:20 dikatakan Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.\" Banyak orang yang berhenti pada titik keraguan apakah Yesus itu Raja atau bukan. Sayang, mereka tidak mau membuka pintu hatinya, sehingga Yesus tetap berada di luar. Mungkin Anda adalah orang yang membuka sedikit pintu hati untuk Yesus. Tidak mengapa, tetapi harus dilanjutkan untuk mempersilahkan Yesus masuk di dalam hati Anda. Tidak sedikit juga orang yang mengaku Kristen tetapi membiarkan Yesus tetap berada di luar hidupnya. Yesus tidak dipersilahkan untuk menduduki
hatinya. Yesus tidak dipersilahkan untuk memimpin hidupnya. Yesus tidak dipersilahkan untuk memutuskan sesuatu bagi dirinya. Mari kita membuka hati kita selebar-lebarnya untuk Yesus. Jalinlah persekutuan denganNya. Biarkan Dia yang menjadi Raja di hati kita.
Biarkan Dia yang mengatur kehidupan kita. Dengarkanlah keputusan yang Dia buat untuk kita jalani. Pasti kita akan dibuatNya puas, jasmani maupun rohani.
Sumber : berbagai sumber
untuk kedua kalinya. Lagi-lagi terdengar suara cukup keras dari dalam rumah, Apa yang kamu inginkan? Raja Edward menjawab, Saya katakan kepadamu bahwa saya raja! Ini Edward, rajamu. Biarkan saya masuk. Dengan marah orang yang ada di dalam rumah itu berteriak ini dan itu. Dia membuka sedikit pintu hanya untuk melihat apakah orang yang di
luar itu benar-benar raja atau bukan. Dengan meminta maaf yang sebesar-besarnya, orang itu mempersilahkan raja dan istrinya masuk rumahnya. Dia pun mencari bantuan untuk menolong sang ratu. Beberapa tahun kemudian, ketika dia sudah terlalu tua untuk bekerja,
dia hanya bisa berkunjung ke tetangga-tetangga. Dia pun bercerita tentang pengalaman hidupnya. Tetapi, kepada siapa pun dia bercerita, dia selalu mengakhiri dengan perkataan, "Saya hampir tidak mempersilahkan dia masuk.", sambil tersenyum puas.
Sebagaimana Raja Edward yang mengetuk pintu rumah itu, begitu pun dengan Yesus pun dengan penuh kesabaran mengetuk pintu hati kita . Tidak hanya sekali dua kali Yesus mengetuk, tetapi berkali-kali. Lihat, dalam Wahyu 3:20 dikatakan Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.\" Banyak orang yang berhenti pada titik keraguan apakah Yesus itu Raja atau bukan. Sayang, mereka tidak mau membuka pintu hatinya, sehingga Yesus tetap berada di luar. Mungkin Anda adalah orang yang membuka sedikit pintu hati untuk Yesus. Tidak mengapa, tetapi harus dilanjutkan untuk mempersilahkan Yesus masuk di dalam hati Anda. Tidak sedikit juga orang yang mengaku Kristen tetapi membiarkan Yesus tetap berada di luar hidupnya. Yesus tidak dipersilahkan untuk menduduki
hatinya. Yesus tidak dipersilahkan untuk memimpin hidupnya. Yesus tidak dipersilahkan untuk memutuskan sesuatu bagi dirinya. Mari kita membuka hati kita selebar-lebarnya untuk Yesus. Jalinlah persekutuan denganNya. Biarkan Dia yang menjadi Raja di hati kita.
Biarkan Dia yang mengatur kehidupan kita. Dengarkanlah keputusan yang Dia buat untuk kita jalani. Pasti kita akan dibuatNya puas, jasmani maupun rohani.
Sumber : berbagai sumber
Mens Titanium Bracelet Bracelet (3 Piece) | Titanium-arts.com
BalasHapusThe Mens Titanium Bracelet (3 Piece) is made with 3-Piece stainless steel titanium iv chloride blades. Each blade columbia titanium has titanium framing hammer a contoured apple watch titanium plate. titanium engagement rings